Stasiun
kereta api merupakan hal utama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
kehidupan masyarakat sekitarnya. Pelaksanaan perkeretaapian di Sumatera Barat
pada awal kemerdekaan masih mengunakan fasilitas peninggalan Belanda, Indonesia
pada masa itu belum mampu untuk mendatangkan faslitas berupa gerbong,
penembahan jalur baru, pembuatan stasiun baru. Hal ini melihat keperluan yang
ada, kereta api pada masa itu untuk
pengakutan batubara dari sawahlunto, pengakutan semen dan alat
transportasi masal. Meski demikian, era 1950-an menjadi penting dengan
datangnya lokomotif diesel. Pada 1957-1967 sekitar 250 lokomotif diesel
beroperasi, dan menggantikan berbagai lok uap yang banyak beroperasi di
lintasan utama. Di tahun 1963, DKA berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA).
Selasa, 23 Februari 2016
Jumat, 19 Februari 2016
Eks
Kabupaten Pasaman dan juga daerah lainnya di pesisir barat Sumatera Barat pernah
dikuasai oleh Kerajaan Aceh, sekaligus tercatat menjadi tempat persinggahan pedagang
asing. Seorang pujangga India yang pernah singgah di daerah ini menyebutkan
bahwa di Air Bangis pernah berdiri sebuah kerajaan yang aman, makmur, dan
pasarnya selalu ramai baik pada siang maupun malam hari. Kerajaan tersebut
memiliki hubungan yang erat dengan daerah-daerah lainnya seperti Ujung Gading,
Sungai Aur, Aur Kuning, Paritbatu (Kota Baru), Kinali, dan sebagainya.
Ada banyak model yang
dirumuskan dan sudah diterapkan oleh sejumlah ahli dan praktisi dalam penentuan
nilai (standar acuan )penting suatu benda cagar budaya. Masing-masing model memiliki pertimbangannya
sendiri dan dirumuskan sesuai dengan situasi dan kondisi di tempat model itu
diterapkan (negara atau negara bagian). Berikut ini akan dikemukakan beberapa
model yang mungkin dapat dipakai sebagai rujukan atau bahan pertimbangan dalam
menyusun Acuan Penentuan Nilai penting Benda Cagar Budaya di Indonesia.
Selasa, 16 Februari 2016
Pekonina merupakan
daerah daratan tinggi yang terletak di Kabupaten Solok Selatan kilometer 16
Jalur Muara Labuh Padang Aro. Pekonina merupakan sebuah nama yang dihadiahkan
oleh Koloni Belanda semasa menjajah Indonesia. Peko berarti “Pucuk teh terbaik” dan Nina berarti “Madam NINA, istri dari seorang Tuan Besar Belanda
yang memimpin Pabrik teh terbesar yang berada di Pekonina. Warga Negara Asing yang pertama kali
masuk ke Pekonina adalah Jerman. Jerman kemudian membuka lahan perkebunan
berupa kebun teh. Jepang masuk sekitar tahun 1927 sampai dengan 1939. Jerman membuka
perkebunan teh hingga mencapai puluhan hektar. Lamase merupakan maskapai yanng dibangun oleh jerman sebagai negara
pertama yang menduduki Pekonina.
Ruang Pendidikan INS Kayutanam berdiri pada masa
pemerintahan Hindia Belanda pada tanggal 31 Oktober 1926 oleh Mohammad Sjafei
yang bernama Indonesisch Nederlansch
School. Ruang Pendidik INS Kayutanam merupakan sebuah lembaga pendidikan
swasta berbasis talenta yang berada di Nagari Kayutanam tepatnya Desa
Palabihan, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Kabupaten Padang Pariaman. Ruang Pendidik
SMA INS Kayutanam tidak hanya sekedar mempersiapkan untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi dalam konteks pengetahuan saja, tetapi lebih
mengembangkan bakat bawaan (talenta) anak didik tersebut. Bakat yang perlu
dikembangkan mencakup potensi intelektual, potensi, keterampilan, dan potensi
spritual atau akhlak mulia. Semua bakat ini menjadi paling utama dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa, yang nantinya akan melahirkan
anak didik yang tidak hanya cakap ilmu pengetahuan tetapi memiliki kemampuan
keterampilan.
Senin, 15 Februari 2016
Nama Situs Belum diketahui (sementara
“Prasasti Bukik Gado-Gado, Kota Padang”), Alamat BUKIT GADO–GADO satu rangkaian
DENGAN GUNUNG PADANG tertelak di Nagari/kelurahan Pantai Air Manis, Mato Aia,
Kecamatan Padang Selatan, Kabupaten/Kota Padang, Orbitrasi Situs (km) Belum diketahui
Keletakan Geografis Perbukitan yang terletak dekat pantai air manis. Aksesibilitas Situs Mudah, karena terletak di
pinggir jalan masuk ke pantai air manis. Bisa dengan kendaraan roda dua, roda
empat, kira – kira 100 meter dari tower pemancar stasuin TV yaitu milik
Indosiar.Letak Astronomis Belum diketahui namun Bukit Gado-Gado ini ternyata
bersambungan dengan bukit Sentiong dimana di Bukit yang dahulu adalah tempat
permakaman orang-orang China.
Deskripsi Historis Prasasti ini belum
bisa dipastikan peninggalan siapa dan apa tulisan yang tertera di prasasti ini.
Penemuan prasasti ini didapat dari informasi memori kolektif masyarakat, batu
ini dikenal dengan batu batulis. Selain itu, batu ini untuk sementara,
merupakan temuan tunggal dan belum ada artefak pendukung untuk membuat
deskripsi historis. pada buku (Rusli Amran, terbitan 1981, berjudul “Plakat
Panjang”) pernah juga disebutkan tentang keberadaan Prasati ini.
Deskripsi Arkeologis Secara dimensi,
bagian ujung (puncak) batu tidak rata. Kondisi prasasti ini telah mengalami
vandalisme, sehingga sangat sulit untuk di identifikasi tulisannya. Prasasti
Terletak di Bukit gado – gado, bukit ini terletak bagian selatan-barat kota
Padang. Bukit ini merupkan rangkaian dari gunung padang, yang pada masa
pendudukan VOC dan Hindia-Belanda dikenal sebagai bukit Monyet (Apenberg).
Saat sekarang Bukit ini, sering di
pergunakan oleh warga sekitar untuk sekedar olahraga di hari minggu atau hiking
oleh Sispala yang ada di kota Padang, terutama oleh siswa di SMA 6 Padang. Sepanjang
jalan setapak dari gunung padang dampai di bukit gado–gado banyak ditemukan batu–batuan. Bebatuan ini
sebelumnya tidak menjadi perhatian oleh warga sekitar, sehingga mereka tidak
mengetahui secara detail akan keberadaan batu yang bertuliskan ini, karena
umumnya aktivitas hanya untuk melepas penat atau sekedar menikmati pemandangan
kota Padang atau dan Selat Mentawai .
Diketahuinya keberadaan Prasati ini,
berdasarkan hasil laporan dari seorang warga kepada kami, untuk memverifikasi
informasi tersebut kami satu tim berjumlah 6 (enam) orang berangkat untuk
melihat batu tersebut. Jalan menuju ke lokasi berupa tanjakan lebih Kurang 40
derajat, jalan terbuat dari cor-coran semen, dimana permukaannya telah banyak
ditumbuhi oleh lumut, dengan menggunakan motor diperlukan kehati-hatian karena
licin. Untuk mencapai puncak Bukit Gado-Gado atau lokasi Tim perlu mendorong
motor lebih kurang 700 M.
Sebelumnya Lahan pada kawasan Bukit
Gado–Gado adalah milik warga karena ada
rencana pendirian anthena pemancar PT. TV Indosiar, maka pihak tersebut
melakukan pembelian terhadap lahan warga,
Kawasan ini secara keseluruhan adalah
milik dari indosiar sehingga untuk penelitian di masa mendatang akan memerlukan izin.
Posisi Prasasti terletak sekitar 100
meter ke arah selatan dari pemancar, dengan menelusi jalan setapak kami
Mensurvey batu yang dimaksud, lebih kurang 2 jam menyisir lokasi kami tidak
dapat menemukannya. Setelah itu kami mengambil inisiatif untuk bertanya dimana
lokasi persis batu yang bertuliskan kepada penjaga pemancar, yang kebetulan
adalah masyarakat setempat. Dengan bantuan penjaga tersebut, Tim dapat
menemukan batu Prasasti yang telah ditutupi semak-semak, berada di dekat sebuah
pohon besar. Dilihat sepintas pada Batu Prasasti terlihat motif ukiran, setelah
dibersihkan dari lumut dan kotoran terlihat motif tersebut berbentu aksara.
![]() |
Dugaan tulisan di Batu |
Akan tetapi kondisi Aksara itu sulit
untuk dibaca. Dalam dunia arkeologis ada beberapa faktor kondisi tersebut dapat
terjadi 1. telah mengalami vandalisme. Vandalisme adalah perlakuan manusia yang
mengakibatkan dampak negatif, pelaku
vandalisme tidak mau bertanggungjawab atas dampak negatif yang dilakukannya. 2.
Pelapukan oleh alam.
Untuk ukuran dan luas dari batu belum
dihitung secara detail karena keterbatasan alat sehingga salah satu cara adalah
dengan mendumentasikannya. Diperkirakan batu ini memiliki panjang sekitar 1.5
meter dan lebar 1 Meter, batu Prasasti tersebut tertancap ke dalam tanah,
tinggi dari permukaan tanah lebih kurang sekitar 50-70 cm.
Dengan mengunakan teknis sederhana kami
mencoba untuk menerka–nerka susunan aksara dan jenisnya, yang tertulis pada
permukaan batu, sehingga diketahui memiliki pola tulisan dan jenis aksara.
terdapat 2 (dua) aksara, Simbol dan Angka pada batu prasasti, Aksara terdiri
dari Aksara Palawa., dan Aksara Modern, dan angka modern.
![]() |
Diduga Prasasti “Rusli Amran. Plakat Panjang. 1981
|
Gambaran aksara pertama yang ada seperti
aksara palawa yang terdiri dari beberapa baris, dengan kharakter banyak
tautan-tautan berlekuk pada bagian atas aksara akan tetapi ini belum dapat
dipastikan bahasa yang terkandung di dalamnya adalah bahasa sankserta, terdapat
pada bagian puncak batu. Kemudian ada simbol pentagram (lambang segi 6), huruf
dominan w dan v pada masing-masing sisi dengan penempatan secara acak. Pemilik lahan PT. Indosiar
Kota
Padang sebagai kota kolonial tumbuh dan berkembang karena pengaruh penetrasi
Belanda. Selain sebagai pusat administratif dan pusat kegiatan ekonomi, kota
kolonial juga ditandai dengan terpusatnya bangunan-bangunan pemerintahan di
sana. Mulai dari kantor residen, atau gubernur, bank, kantor polisi, kantor
pos, penjara, gudang-gudang, asrama tentara, dan loji-loji dagang. Belanda tak
sekedar mengendalikan wilayahnya bertempat di kawasan ini, tapi juga
menjadikannya pusat kegiatan perdagangan, ekonomi, militer dan politik.
Disepanjang Batang Arau terdapat kawasan pusat Pemerintahan Sumatera Barat
(keletakan kantor Gouvernements van Sumatera’s Westkust dan kantor Residentie
Sumatera’s Weskust). Kantor Residentie Sumatera’s Weskust pada dahulunya
merupakan kawasan keletakan loji yang selain merupakan pusat kegiatan
pemerintahan, juga merupakan kawasan perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat
Eropa khususnya masyarakat Belanda.
Rangkiang Budaya (RAYA) adalah komunitas
yang memberikan perhatian pada Sumberdaya Budaya yang ada di Provinsi
Sumatera Barat. Sumberdaya Budaya berupa Cagar Budaya. Rangkiang Budaya adalah organisasi yang
bergerak di bidang Sejarah maupun Peninggalan Arkeologi. Pada awalnya
Rangkiang Budaya disebut dengan Forum Surau Tuo, karena ada lembaga
swadaya masyarakat yang telah menggunakan nama tersebut sehingga terjadi
perubahan nama organisasi.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)