Nama Situs Belum diketahui (sementara
“Prasasti Bukik Gado-Gado, Kota Padang”), Alamat BUKIT GADO–GADO satu rangkaian
DENGAN GUNUNG PADANG tertelak di Nagari/kelurahan Pantai Air Manis, Mato Aia,
Kecamatan Padang Selatan, Kabupaten/Kota Padang, Orbitrasi Situs (km) Belum diketahui
Keletakan Geografis Perbukitan yang terletak dekat pantai air manis. Aksesibilitas Situs Mudah, karena terletak di
pinggir jalan masuk ke pantai air manis. Bisa dengan kendaraan roda dua, roda
empat, kira – kira 100 meter dari tower pemancar stasuin TV yaitu milik
Indosiar.Letak Astronomis Belum diketahui namun Bukit Gado-Gado ini ternyata
bersambungan dengan bukit Sentiong dimana di Bukit yang dahulu adalah tempat
permakaman orang-orang China.
Deskripsi Historis Prasasti ini belum
bisa dipastikan peninggalan siapa dan apa tulisan yang tertera di prasasti ini.
Penemuan prasasti ini didapat dari informasi memori kolektif masyarakat, batu
ini dikenal dengan batu batulis. Selain itu, batu ini untuk sementara,
merupakan temuan tunggal dan belum ada artefak pendukung untuk membuat
deskripsi historis. pada buku (Rusli Amran, terbitan 1981, berjudul “Plakat
Panjang”) pernah juga disebutkan tentang keberadaan Prasati ini.
Deskripsi Arkeologis Secara dimensi,
bagian ujung (puncak) batu tidak rata. Kondisi prasasti ini telah mengalami
vandalisme, sehingga sangat sulit untuk di identifikasi tulisannya. Prasasti
Terletak di Bukit gado – gado, bukit ini terletak bagian selatan-barat kota
Padang. Bukit ini merupkan rangkaian dari gunung padang, yang pada masa
pendudukan VOC dan Hindia-Belanda dikenal sebagai bukit Monyet (Apenberg).
Saat sekarang Bukit ini, sering di
pergunakan oleh warga sekitar untuk sekedar olahraga di hari minggu atau hiking
oleh Sispala yang ada di kota Padang, terutama oleh siswa di SMA 6 Padang. Sepanjang
jalan setapak dari gunung padang dampai di bukit gado–gado banyak ditemukan batu–batuan. Bebatuan ini
sebelumnya tidak menjadi perhatian oleh warga sekitar, sehingga mereka tidak
mengetahui secara detail akan keberadaan batu yang bertuliskan ini, karena
umumnya aktivitas hanya untuk melepas penat atau sekedar menikmati pemandangan
kota Padang atau dan Selat Mentawai .
Diketahuinya keberadaan Prasati ini,
berdasarkan hasil laporan dari seorang warga kepada kami, untuk memverifikasi
informasi tersebut kami satu tim berjumlah 6 (enam) orang berangkat untuk
melihat batu tersebut. Jalan menuju ke lokasi berupa tanjakan lebih Kurang 40
derajat, jalan terbuat dari cor-coran semen, dimana permukaannya telah banyak
ditumbuhi oleh lumut, dengan menggunakan motor diperlukan kehati-hatian karena
licin. Untuk mencapai puncak Bukit Gado-Gado atau lokasi Tim perlu mendorong
motor lebih kurang 700 M.
Sebelumnya Lahan pada kawasan Bukit
Gado–Gado adalah milik warga karena ada
rencana pendirian anthena pemancar PT. TV Indosiar, maka pihak tersebut
melakukan pembelian terhadap lahan warga,
Kawasan ini secara keseluruhan adalah
milik dari indosiar sehingga untuk penelitian di masa mendatang akan memerlukan izin.
Posisi Prasasti terletak sekitar 100
meter ke arah selatan dari pemancar, dengan menelusi jalan setapak kami
Mensurvey batu yang dimaksud, lebih kurang 2 jam menyisir lokasi kami tidak
dapat menemukannya. Setelah itu kami mengambil inisiatif untuk bertanya dimana
lokasi persis batu yang bertuliskan kepada penjaga pemancar, yang kebetulan
adalah masyarakat setempat. Dengan bantuan penjaga tersebut, Tim dapat
menemukan batu Prasasti yang telah ditutupi semak-semak, berada di dekat sebuah
pohon besar. Dilihat sepintas pada Batu Prasasti terlihat motif ukiran, setelah
dibersihkan dari lumut dan kotoran terlihat motif tersebut berbentu aksara.
 |
Dugaan tulisan di Batu |
Akan tetapi kondisi Aksara itu sulit
untuk dibaca. Dalam dunia arkeologis ada beberapa faktor kondisi tersebut dapat
terjadi 1. telah mengalami vandalisme. Vandalisme adalah perlakuan manusia yang
mengakibatkan dampak negatif, pelaku
vandalisme tidak mau bertanggungjawab atas dampak negatif yang dilakukannya. 2.
Pelapukan oleh alam.
Untuk ukuran dan luas dari batu belum
dihitung secara detail karena keterbatasan alat sehingga salah satu cara adalah
dengan mendumentasikannya. Diperkirakan batu ini memiliki panjang sekitar 1.5
meter dan lebar 1 Meter, batu Prasasti tersebut tertancap ke dalam tanah,
tinggi dari permukaan tanah lebih kurang sekitar 50-70 cm.
Dengan mengunakan teknis sederhana kami
mencoba untuk menerka–nerka susunan aksara dan jenisnya, yang tertulis pada
permukaan batu, sehingga diketahui memiliki pola tulisan dan jenis aksara.
terdapat 2 (dua) aksara, Simbol dan Angka pada batu prasasti, Aksara terdiri
dari Aksara Palawa., dan Aksara Modern, dan angka modern.
 |
Diduga Prasasti “Rusli Amran. Plakat Panjang. 1981
|
Gambaran aksara pertama yang ada seperti
aksara palawa yang terdiri dari beberapa baris, dengan kharakter banyak
tautan-tautan berlekuk pada bagian atas aksara akan tetapi ini belum dapat
dipastikan bahasa yang terkandung di dalamnya adalah bahasa sankserta, terdapat
pada bagian puncak batu. Kemudian ada simbol pentagram (lambang segi 6), huruf
dominan w dan v pada masing-masing sisi dengan penempatan secara acak. Pemilik lahan PT. Indosiar